Minggu, 03 April 2011

5 Cacing Parasit Manusia

1. Cacing Gelang (Ascaria Lumbricoides)

Cacing ascaria lumbricoides (cacing gelang) berbentuk bulat besar dan hidup di usus halus manusia. Cacing ini berkembang pada penduduk beriklim panas dan lembab dengan sanitasi buruk.
Cacing betina dewasa mengeluarkan telur yang menjadi matang dan infektif. Larva tumbuh pada telurnya 2-3 minggu. Infeksi cacing ini dapat melalui tangan, binatang, atau tanah yang mengontaminasi makanan dan minuman.
Dalam usus halus larva cacing menembus dinding usus halus menuju vena dan pembuluh limfa kemudian ke paru-paru setelah itu bermigrasi ke broncus, faring, lalu esofagus (kerongkongan) dan usus halus, butuh 60-75 hari sampai menjadi cacing dewasa.
Selama bermigrasi cacing ini dapat menimbulkan gejala bila merusak kapiler atau dinding alveolus (gelembung-gelembung) paru-paru dapat terjadi pendarahan, penggumpalan sel leukosit dan terjadi gejala panas, batuk, batuk darah, sesak nafas dan pneumonitis.
Larva cacing gelang dapat menyerang otak, ginjal, mata, sumsum tulang belakang, dan kulit. Bila cacing dewasa banyak maka perut akan terasa tidak enak, bisa kolik pada anak-anak, juga gangguan nutrisi, penyumbatan saluran empedu, saluran pankreas, dan usus buntu. Dapat juga menimbulkan gejala urtikaria, gatal-gatal, dan eosinofili (peningkatan jumlah leukosit eosinifil dalam darah).
Cacing dewasa dapat keluar melalui mulut dengan perantara batuk, muntah, atau keluar melalui hidung.
Askariasis dapat menyebabkan usus buntu (apendisitis).
Pada pemeriksaan di laboratorium biasanya yang paling mudah adalah dengan meneliti feces apakah ada telur-telur cacing dan lihat apakah bibir atau lidah pasien pucat.

2. Penyakit Cacing Kremi

Penyakit cacing kremi disebabkan oleh oxyuris vermicularis atau enterobuius vermicularis atau cacing kremi (pinworn). Manusia dapat terinfeksi karena tertelan telur yang telah dibuahi melalui tangan yang kotor (anus, makanan, dsb) dan terhirup udara yang mengandung telur.
Gejalanya adalah gatal pada anus, terutama malam hari, anoreksia (hilang nafsu makan), badan kurus, sukar tidur, nyeri perut, mual, muntah, dan mencret.
Untuk perawatan semua anggota keluarga dan binatang piaraan rutin 3 bulan 1x obat cacing, kuku panjang harus dihindari, pakaian dan tempat yang kotor harus sering dibersihkan.

3. Cacing Tambang

Cacing tambang yang biasa menyerang di Indonesia adalah necator americanus. Gejalanya adalah rasa gatal di kaki dan muncul ruam-ruam, batuk darah karena pecahnya alveoli paru-paru, tidak enak diperut, sering kembung.

4. Trikuriasis

Penyebabnya adalah trichuris trichiura yang terdapat di seluruh dunia terutama daerah tropis dan subtropis. Hidup di usus besar. Gejalanya adalah iritasi pada mukosa, seperti nyeri perut, sukar buang air besar, kembung, flatus (kentut), mual, muntah, penyumbatan usus, turunnya berat badan.

5. Cacing Pita

Penyebabnya adalah taenia solium atau taenia saginata. Ada 2 bentuk infeksi taemia solium yaitu cacing pita dewasa pada usus dan infeksi larva dari cacing pita.
Panjang taenia saginata adalah 4-10 meter dengan 1.000-2.000 proglotid (ruas-ruas) sedangkan taenia solium panjangnya 2-4 meter. Umur cacing pita bisa mencapai 25 tahun dalam usus.
Gejalanya adalah proglotid dalam feses, lambung tidak enak, mual/nausea, badan lemah, berat badan turun, nafsu makan meningkat, sakit kepala, konstipasi, pusing, diare, gatal pada dubur, perut berbunyi, dan mengantuk.
Ada beberapa cara mengobati seperti niklosamid, mebendazol, dan atabrin/mepakrin/kinakrim HCl. Sedangkan secara tradisional dengan biji labu merah (curcubita mosenata) 180 gr = kurang lebih 1.000 biji.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar