Selasa, 23 Agustus 2011

Greeting Service Haji




Pernah dengar belum sih apa yang dimaksud dengan Greeting Service Haji? Memang belum banyak orang yang tau bahwa ada pekerjaan semacam itu. Saya pun baru mengetahuinya ketika saya mendengar kabar lowongan pekerjaan tersebut 2 tahun lalu.
Dalam penyelenggaraan ibadah haji, beberapa instansi saling bahu membahu untuk dapat menyelenggarakannya dengan baik. Tentu saja Departemen Agama sebagai tuan rumah penyelenggara ibadah haji tersebut adalah yang pokok. Departemen Agama adalah instansi yang mengatur sebagian besar kegiatan ibadah haji.
Dalam hal pembayaran tentu melibatkan bank-bank, dalam dokumen-dokumen keberangkatan ke luar negeri tentu melibatkan pihak imigrasi. Sedangkan untuk penerbangan ibadah haji pemerintah biasa memakai jasa dari Garuda Indonesia dan Saudi Arabia, khusus tahun 2011 rencananya juga dibuka kesempatan untuk Batavia Air.
Garuda Indonesia yang merupakan sebuah maskapai penerbangan tentu saja memiliki ground handling yang bertugas di darat. Salah satu perusahaan ground handling adalah PT Gapura Angkasa.
Setiap menjelang keberangkatan ibadah haji, PT Gapura Angkasa merekrut para pekerja kontrak musiman haji yang salah satunya berjuluk Hajj Greeting Service.
Apa tugas Hajj Greeting Service?
Tugasnya diantaranya adalah membantu jemaah haji berangkat mulai dari pintu X-ray asrama haji hingga jemaah naik ke pesawat, begitu pula sebaliknya saat pemulangan mereka membantu para jemaah turun dari pesawat hingga menuju embarkasi kembali. Tugas lainnya adalah memeriksa boarding pass atau lembar keterangan seseorang sah untuk naik pesawat, memastikan seluruh penumpang yang seharusnya berangkat telah berada di pesawat, memastikan barang bawaan ketika berangkat adalah sesuai dengan ketentuan (tas yang dibawa ke kabin adalah hanya 1 tas jinjing dan 1 tas kecil yang dikalungkan di leher, inilah sesi yang cukup melelahkan karena paling banyak komplain ketika ada barang penumpang yang terpaksa ditinggal karena melebihi kapasitas yang ditentukan :D ), dan tentu saja anda bisa meminta bertanya maupun meminta bantuan mereka yang berhubungan dengan keberangkatan haji.
Pekerjaan yang menyenangkan bukan? Bisa berinteraksi langsung dengan para jemaah yang akan berangkat ke tanah suci dan bisa mendengarkan kisah-kisah mereka setelah sekembalinya dari tanah suci. Percayalah, walaupun cukup melelahkan tetapi saya merindukan pekerjaan ini. :D

Sabtu, 20 Agustus 2011

7 Tips Berangkat Haji Nyaman

Berhaji adalah salah satu dari rukun islam yang dilaksanakan bagi yang mampu.
Saat menjelang keberangkatan haji anda pasti disibukkan dengan berbagai kegiatan manasik, dokumen-dokumen, sampai barang bawaan yang akan anda gunakan di tanah suci selama kurang lebih 2 bulan bagi haji reguler.
Tips berangkat haji nyaman:
1. Siapkan barang-barang yang anda butuhkan di tanah suci seperti pakaian, ihram, alat mandi, handuk, dan lain sebagainya di tas koper besar dan beratnya kurang lebih 32 kg untuk penerbangan Garuda Indonesia. Ikuti aturan yang ada karena hal tersebut adalah demi keselamatan anda sampai tujuan, bukan untuk mempersulit anda.
2. Siapkan barang-barang yang mungkin anda gunakan dalam pesawat seperti handuk kecil, mukena, jaket, dan barang-barang lain yang mungkin anda gunakan dalam pesawat ke dalam tas tenteng. Tas tenteng tersebut harus diisi dengan barang-barang yang berguna saat di perjalanan saja sehingga tidak terlalu berat ketika anda harus membawanya. Tas tersebut nantinya akan dimasukkan ke dalam laci di atas tempat duduk anda di kabin yang disebut dengan headrack. Pastikan tidak membawa barang berlebihan karena anda membutuhkan waktu 8-9 jam perjalanan sampai di Arab, tidak mungkin anda harus memangku barang bawaan anda karena tidak muat dimasukkan ke headrack.
3. Masukkan dokumen-dokumen seperti boarding pass, paspor, dan buku kesehatan di tas kecil yang dikalungkan di leher agar mudah mengambilnya ketika ada pemeriksaan.
4. Jika anda berniat membawa cairan ke dalam tas tenteng yang tidak dimasukkan dalam bagasi maka anda harus memastikan bahwa cairan tersebut tidak lebih dari 100ml. Dalam aturan penerbangan hal tersebut tidak diperbolehkan karena dikhawatirkan ada yang membawa cairan tertentu yang bisa membahayakan penerbangan maupun orang lain.
5. Jangan membawa senjata tajam, cobek, paku, gunting untuk menjaga keselamatan, dan lepaskan baterai dari alat elektronik karena dikhawatirkan dapat mengganggu sinyal radar pesawat.
6. Ikuti seluruh instruksi dari petugas pelayanan haji dengan baik karena itu semua juga demi kenyamaan anda saat di perjalanan maupun di Makkah nanti.
7. Simpan baik-baik gelang identitas yang anda dapat dari pertugas haji karena hal itu sangat penting.

Senin, 04 Juli 2011

Outbond dan Lomba Anak-anak TPA/TPQ Kec.Mojosongo Boyolali

Minggu pagi ratusan anak TK dan SD peserta lomba TPA/TPQ Kecamatan Mojosongo telah berkumpul di lapangan SMP N 3 Mojosongo. Lomba yang digelar adalah lomba futsal, kreasi anak, berbagai kegiatan outbond, tartil Al Quran, hafalan juz 'amma, pildacil, dan cerdas cermat quran.
Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka mengisi liburan sekolah agar lebih bermanfaat dan diisi dengan kegiatan yang positif, menanamkan sikap disiplin, tanggung jawab, dan kepercayaan diri para peserta.
Dalam kegiatan tersebut TPQ Al Hidayah meraih Juara Umum. Ibu Umi sebagai pembina merasa sangat bangga dengan prestasi anak didiknya.


Selasa, 14 Juni 2011

Nyontek kok jadi tradisi...

Sejak kecil kita diajarkan oleh orang tua dan guru kita bahwa kita harus berlaku jujur di setiap perilaku kita. Namun kasus yang terjadi di Surabaya sungguh sangat disesalkan. Bagaimana tidak? Seorang wali murid yang melaporkan kecurangan pihak sekolah yang menyebarkan kunci jawaban ujian kepada siswa-siswanya malah dicemooh, dan diusir dari rumahnya oleh warga dan wali murid lainnya karena hal tersebut. Sebegitu parahkah penurunan moral di negara kita ini? Memprihatikan.
Dulu ketika masih sekolah ada pelajaran pelajaran PPKn/PKn dan agama. Dari kedua pelajaran tersebut kita mendapatkan pelajaran bahwa kejujuran itu sangat baik dan harus dilakukan. Bahkan diulang-ulang dalam setiap bab pelajaran. Namun pada kenyataannya, banyak guru yang  memiliki prinsip bahwa memberi contekan saat ujian adalah hal yang biasa. Mereka berdalih, demi kelulusan 100% di sekolah mereka dan demi nama baik sekolah. Parahnya lagi, tidak jarang siswa yang menolak memberikan contekan kepada temannya dikucilkan di kelas.
Dan saya tidak heran ketika seorang guru berkata kepada saya, "Vita, tolong ya teman-temannya dibantu besok waktu ujian." 
Seharusnya kan guru mengajarkan pada siswanya agar bisa lulus dengan kemampuan sendiri. Toh itu untuk kebaikan mereka sendiri.
Ujian adalah untuk menunjukkan kemampuan siswa yang sebenarnya, bukan untuk mendapatkan nilai yang baik. Jika dari kecil sudah dibiasakan untuk tidak jujur dalam mengerjakan ujian, mau seperti apa mereka ketika dewasa nanti? Menjadi generasi mencontek! Saya yakin, sampai mereka kuliah dan bekerja pun ketidakjujuran pasti akan mereka lakukan jika mereka tidak sesegera mungkin sadar untuk memperbaikinya.
Walaupun saya yakin tidak semua orang melakukan ketidakjujuran, tapi itu pasti hanya sedikit orang.
Mulai sekarang, kita sebagai generasi penerus harus bisa memperbaiki diri dan menjauhi sikap mencontek. Jangan sampai sikap tersebut terbawa sampai kita dewasa dan berimbas kepada generasi mendatang, yaitu anak cucu kita yang meniru kebiasaan kita. Jangan sampai mereka tidak mendapatkan pelajaran apapun tentang kejujuran. Kita bawa budaya kejujuran untuk negara kita. Kalau tidak mulai sekarang, kapan lagi?

Selasa, 26 April 2011

Pemilihan Media dan Sumber Belajar

Pengertian Media Pembelajaran
Secara harfiah media diartikan sebagai medium atau perantara. Dalam kaitannya dengan proses komunikasi pembelajaran, media diartikan sebagai wahana penyalur pesan pembelajaran. Beberapa ahli dan asosiasi telah mengemukakan pengertian tentang media pembelajaran ini, antara lain sebagai berikut:
1. NEA (1969) mengartikan media pembelajaran sebagai sarana komunikasi, baik dalam bentuk cetak maupun pandangan dengar, termasuk perangkat kerasnya.
2. Wilbur Schramm (1977) mendefinisikan media pembelajaran sebagai teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran.
3. Miarso (1980) menegaskan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan anak didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa.
Jadi, dapat disimpulkan secara lebih sederhana bahwa media pembelajaran adalah sarana yang menyalurkan pesan atau informasi dari guru ke siswa atau sebaliknya. Penggunaan media pembelajaran akan memungkinkan terjadinya proses belajar pada diri siswa dan atau dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran. Contohnya, guru ingin menjelaskan tentang daur hidup kupu-kupu mulai dari larva/ulat. Agar lebih konkret, guru dapat membuat atau memperlihatkan gambar, foto, ataupun video tentang proses terbentuknya kupu-kupu. Tanpa guru harus menjelaskan panjang lebar, siswa akan menjadi lebih mengerti tentang daur hidup kupu-kupu dari media yang diperlihatkan guru.
Bretz menggolongkan media ke dalam kelompok media cetak, media audio, media visual diam, media visual gerak, media audiovisual diam, dan media audiovisual gerak.
a. Media Visual
Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan indra penglihatan. Media ini dapat berupa gambar diam (still pictures) atau gambar bergerak (motion pictures).Contohnya adalah poster, foto, dan slide.
b. Media Audio
Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa mempelajari bahan ajar. Misalnya adalah kaset suara dan program radio.
c. Media Audiovisual 
Media ini merupakan kombinasi audio dan visual atau biasa disebut pandang dengar. Contohnya adalah televisi, slide dengan suara, dan video pembelajaran.

Fungsi Media Pembelajaran
Fungsi media pembelajaran yaitu mengatasi berbagai hambatan proses komunikasi, sikap pasif siswa dalam belajar, dan mengatasi keterbatasan fisik kelas.
Kegunaan media dalam mengatasi hambatan proses komunikasi antara lain untuk mengatasi verbalisme (ketergantungan untuk menggunakan kata-kata lisan dalam memberikan penjelasan), artinya dengan kata-kata lisan yang mungkin abstrak dapat digambarkan dan dibantu dengan penggunaan media sehingga verbalisme dapat diminimalkan atau bahkan ditiadakan, seperti pepatah a picture worth a thousand words (satu gambar senilai dengan seribu kata). Misalnya menunjukkan gambar seekor dinosaurus akan lebih membuat siswa tahu bentuk dinosaurus, daripada jika hanya menceritakannya saja.

Media memiliki kegunaan untuk memperkecil objek yang terlalu besar (media slide atau model), memperbesar objek yang terlalu kecil (mikroproyektor, gambar, atau film), menyederhanakan objek yang terlalu rumit (diagram dan bagan), dan menggambarkan objek yang terlalu luas misalnya bumi atau iklim (film dan gambar).

Pengertian Sumber Belajar
Berdasarkan paparan yang dikemukakan Association for Education and Communication Technology (AECT), sumber belajar diartikan sebagai semua sumber, baik berupa data, orang maupun wujud tertentu yang dapat digunakan siswa dalam kegiatan belajar, baik secara terpisah maupun terkombinasi sehingga mempermudah siswa mencapai tujuan belajarnya.
Sumber belajar dapat dikategorikan ke dalam 6 jenis, yaitu pesan (message), orang (people), bahan (materials), alat dan peralatan (tools and equipment), teknik (technique), dan lingkungan (setting). Pesan adalah informasi dalam bentuk ide, fakta, dan data yang disampaikan kepada siswa. Orang adalah manusia yang berperan sebagai penyaji dan pengolah pesan, seperti guru atau narasumber, yang dilibatkan dalam kegiatan belajar. Bahan adalah software atau perangkat lunak yang berisi pesan-pesan pembelajaran. Alat adalah hardware atau perangkat keras, yang digunakan untuk menyampaikan pesan. Teknik adalah prosedur yang dipakai untuk menyajikan pesan. Lingkungan adalah kondissi dan situasi di mana kegiatan pembelajaran itu terjadi.
Dari sisi perancangan, sumber belajar dapat dipilah menjadi 2 jenis, sumber belajar dirancang (by design) dan sumber belajar yang dimanfaatkan (by utilization). Sumber belajar yang dirancang adalah sumber belajar yang sengaja direncanakan untuk kepentingan pembelajaran, misalnya buku, film, poster, kebun sekolah yang memang dirancang sebagai media pembelajaran. Sedangkan sumber belajar yang dimanfaatkan adalah sumber belajar yang telah ada, tinggal dimanfaatkan, di mana pada awalnya sumber belajar tersebut tidak dimaksudkan secara khusu untuk kepentingan pembelajaran, misalnya tokoh masyarakat, sekolah lain yang dianggap lebih maju dari sekolah kita, acara TV/radio.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Media dan Sumber Belajar
Untuk memperoleh hasil maksimal, pemilihan media dan sumber belajar perlu memperhatikan hal-hal berikut:
a. Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran memuat kompetensi yang diharapkan akan dimiliki siswa di akhir pembelajaran.
b. Situasi Belajar
Jumlah siswa atau besar kecilnya kelas juga ikut menentukan pemilihan media dan sumber belajar.
c. Kemudahan
Pilih media dan sumber belajar yang mudah diperoleh.
d. Ekonomis
Pilih media dan sumber belajar yang ekonomis, dalam arti efektif dan efisien.
e. Fleksibilitas
Pilih media dan sumber belajar yang fleksibel untuk digunakan berbagai mata pelajaran dan tujuan pembelajaran.
f. Kepraktisan dan Kesederhanaan
Pilih media dan sumber belajar yang praktis dan sederhana penggunaanya.
g. Kemampuan Guru
Pilih media dan sumber belajar yang sesuai dengan kemampuan guru.

Format-Format Pendidikan yang Mungkin Tersedia di Abad Ke-21

1.    Cyber (E-Learning)
Kemajuan teknologi informasi banyak membawa dampak positif bagi kemajuan dunia pendidikan dewasa ini. Khususnya teknolohi komputer dan internet, baik dalam hal perangkat keras maupun perangkat lunak, memberikan banyak tawaran dan pilihan bagi dunia pendidikan untuk menunjang proses pembelajaran para peserta didik. Keunggulan yang ditawarkan bukan saja terletak pada fackor kecepatan untuk mendapatkan informasi, namun juga fasilitas multimedia yang dapat membuat belajar lebih menarik, visual, dan interaktif. Sejalan dengan perkembangan teknologi internet, banyak kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi ini.
Cyber atau Electronic Learning (E-Learning) pada hakikatnya adalah belajar atau pembelajaran melalui pemanfaatan teknologi komputer dan/atau internet. Teknologi belajar seperti itu bias juga disebut sebagai belajar atau pembelajaran berbasis web (Web Based Instruction). Beberapa pandangan yang mengarah pada definisi E-Learning dapat dikemukakan sebagai berikut,
a. E-Learning adalah konvergensi antara belajar dan internet (Bank of America Securities).
b. E-Learning menggunakan kekuatan dan jalinan kerja, terutama dapat terjadi dalam teknologi internet, tetapi juga dapat terjadi dalam jalinan kerja satelit dan oemuasan digital untuk keperluan pembelajaran (Ellif Tronsen)
c. E-Learning adalah menggunakan jalinan kerja teknologi untuk mendesain, mengirim, memilih, mengorganisasikan pembelajaran (Elliot Masie).
d. E-Learning adalah pembelajaran yang dapat terjadi di internet (Cisco System).
e. E-Learning adalah dinamik, beroperasi pada waktu yang nyata, kolaborasi, individu, komprehensif (Greg Priest)
f. E-Learning adalah pengiriman sesuatu melalui media elektronik termasuk internet, intranet, extranet, satelit broadcast, audio/video tape, televisi interaktif, dan CD-ROM (Cornelia Weagen).
g. E-Learning adalah keseluruhan variasi internet dan teknologi web untuk membuat, mengirim, dan memfasilitasi pembelajaran (Robert Peterson dan Piper Jafray).
h. E-Learning menggunakan kekuatan dan jalinan kerja untuk pembelajaran di mana pun dan kapan pun (Arista Knowledge System).
Cyber atau E-Learning atau pembelajaran berbasis web ini dipengaruhi oleh pesatnya perkembangan pada tiga bidang, yaitu pembelajaran jarak jauh (distance learning), pembelajaran dengan menggunakan teknologi komputer, dan perkembangan yang sangat pesat dalam teknologi internet. Pembelajaran jarak jauh dimulai dan dikenal oleh masyarakat dunia sekitar pertengahan tahun 1800-an di Amerika Serikat, Perancis, dan beberapa negara Eropa lainnya. Pada awalnya pembelajaran jarak jauh dilakukan melalui korespondensi menggunakan media kertas dan jasa pos, namun kemudian kemajuan teknologi komputer berkembang pesat dan membawa dampak luar biasa dalam memberikan kesempatan bagi siapa saja untuk mengakses informasi untuk pembelajaran dengan mudah, menarik, visual, dan interaktif. Berbagai istilah pembelajaran yang memanfaatkan komputer di antaranya. Computer Aided Instruction (CAI) dan Computer Based Instruction (CBI). Sedangkan pembelajaran berbasis web atau Cyber E-Learning digunakan setelah teknologi internet berkembang pesat.
Kemudahan-kemudahan yang ditawarkan oleh teknologi internet ini adalah kecepatan dan tidak terbatasnya tempat dan waktu untuk mengakses informasi. Informasi dapat diakses oleh siapa saja, dan kapan saja dan di mana saja secara lebih cepat, mudah, dan relative lebih murah. Kegiatan belajar dapat dengan mudah dilakukan oleh siswa kapan saja dan di mana saja yang dirasakan nyaman. Batasan ruang, jarak, dan waktu tidak lagi menjadi masalah rumit untuk dipecahkan.

2. Open dan Distance Learning
Pembelajaran jarak jauh (distance learning) merupakan model belajar di mana guru dan siswa tidak berada dalam suatu tempat dan waktu yang sama serta tidak bertatap muka secara fisik/langsung, namun demikian di antara mereka ada komunikasi dua arah yang dilakukan dengan berbagai cara dan bantuan dari teknologi komunikasi dan informasi. Model belajar seperti ini merupakan pengembangan dari konsep pendidikan jarak jauh (distance education) atau sering juga dipakai istilah pendidikan/belajar terbuka (open education/learning), sekolah korespondensi (correspondence school), belajar fleksibel (flexible learning), dan kelas/sekolah maya (virtual classroom/school).
Belajar jarak jauh berorientasi kepada siswa, berbeda dengan sistem konvesional yang lebih berfokus kepada guru atau lembaga penyelenggara pendidikan. Kewenangan untuk untuk menentukan waktu, tempat, maupun kecepatan belajar lebih banyak ditentukan oleh siswa. Fungsi guru bergeser bukan lagi sebagai sumber belajar yang utama yang harus menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa, tetapi lebih sebagai pengelola kelas dan fasilitator. Proses belajar lebih bersifat individual dan menuntut siswa untuk belajar secara aktif dengan menggunakan bahan belajar mandiri, baik cetak maupun non cetak.

3.    Quantum Learning
Quantum Learning dikembangkan oleh Bobbi DePorter (1992) yang beranggapan bahwa metode belajar ini sesuai dengan cara kerja otak manusia dan cara belajar manusia pada umumnya. Dengan model SuperCamp yang dikembangkan bersama kawan-kawannya pada awal 1980-an, prinsip-prinsip dan metode Quantum Learning menemukan bentuknya. Dalam SuperCamp tersebut, kurikulum dikembangkan secara harmonis dan berisi kombinasi dari tiga unsure, yaitu keterampilan akademis (academic skills), prestasi atau tantangan fisik (physical challenges), dan keterampilan dalam hidup (life skills). Kurikulum didasarkan pada filsafat dasar bahwa belajar itu dapat dan harus menyenangkan. Adapun keuntungan atau manfaat dari metode Quantum Learning ini selain terbukti efektif untuk semua usia, juga menumbuhkan:
a.    Sikap positif (positive attitude)
b.    Motivasi (motivation)
c.    Keterampilan belajar sepanjang hayat (lifelong learning skills)
d.    Kepercayaan diri (confidence)
e.    Kesuksesan (success)
Metode Quantum Learning berakar dari upaya seorang pendidik berkebangsaan Bulgaria (Dr. Gerogi Lozanov) yang melakukan uji coba tentang sugesti dan pengaruhnya terhadap hasil belajar. Menurut Georgi Lozanov, pada prinsipnya sugesti itu dapat dan pasti mempengaruhi hasil belajar. Teknik yang digunakan untuk memberikan sugesti positif dalam belajar di antaranya yaitu mendudukkan siswa secara nyaman, memasang musik latar di dalam kelas, meningkatkan partisipasi siswa, menggunakan poster-poster dalam menyampaikan suatu informasi, dan menyediakan guru-guru yang terlatih. Dalam Quantum Learning  semua kehidupan adalah energy, tubuh kita secara fisik adalah materi.
Metode Quantum Learning ini menjadi awal munculnya metode Quantum Teaching yang dapat melejitkan kemampuan guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Quantum Teaching ini menawarkan tentang cara-cara baru untuk memaksimalkan dampak dari usaha pembelajaran melalui penciptaan lingkungan belajar yang efektif untuk memudahkan proses belajar. Asas utama dari quantum teaching, yaitu “bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka” maksudnya bahwa langkah pertama yang harus dilakukan olehseorang guru yaitu memasuki dunia anak untuk mengetahui minat, bakat, kemampuan. Setelah itu barulah seorang guru mengantarkan atau menyajikan materi pelajaran.

4.    Cooperative Learning
Pembelajaran yang bersifat kooperatif ini sebenarnya telah lama digunakan dalam pendidikan di negara kita. Pembelajaran kooperatif diartikan sebagai pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil yang dapat menumbuhkan kerja sama secara maksimal dan masing-masing siswa belajar satu dengan yang lainnya. Dalam kelompok pembelajaran kooperatif, para siswa mempunya dua tanggunga jawab yaitu belajar konten yang telah dirancang, dan menjadikan semia anggota kelompok bekerja sama. Dalam pembelajaran kooperatif ini harus ditunjukkan empat hal yaitu cooperative behavior (perilaku kerja sama antar anggota kelompok), incentive structure (memberikan suatu insentif kepada semua orang dalam kelompoknya), cooperative task structure (terjadinya saling membantu dan kerja sama antara yang kuat dan yang lemah dalam suatu kelompok, dan cooperative motives (mengembangkan motif atau budaya kerja sama yang baik).
Memperhatikan beberapa hal yang telah dikemukakan, maka pada hakikatnya cooperative learning itu merupakan sistem pembelajaran yang memegang teguh filosofi maju bersama dalam suasana kompetitif untuk format cooperative learning sangat diperlukan, terutama untuk menunjang pilar to live together.

5.    Society Technology Science (STS)
Pendekatan STS ini merupakan pendekatan baru dalam pembelajaran IPA dan IPS di sekolah dasar. Dalam pembelajaran IPA, istilah STS merupakan akronim Society Technology Science. Secara filosofis konsep STS tersebut didasari oleh suatu pandangan dengan kehidupan masyarakat, begitu pula sebaliknya. STS merupakan gerakan interdisipliner yang relatif baru yang dikembangkan untuk mengintegrasikan permasalahan-permasalahan dalam ilmu pengetahuan, teknologi, dan masyarakat. Munculnya konsep STS ini diawali oleh kalangan ilmuwan kealaman (IPA) yang kemudian diikuti oleh para ilmuwan pada bidang ilmu pengetahuan sosial (IPS). Asumsi yang mendasari munculnya STS baik dalam IPA maupun IPS, yaitu keterkaitan antara sains, teknologi, dan masalah sosial.
Dalam pelajaran IPA, STS dikembangkan sebagai satu alternatif untuk menanggulangi kelemahan-kelemahan pengajaran sains. Kelemahan tersebut sangat tampak pada pembelajaran sains di sekolah-sekolah yang jauh dari pengalaman siswa sehari-hari dalam masyarakat. STS hadir dengan harapan agar pada siswa sekolah dasar dapat memahami sains sekaligus mampu menerapkannya untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan nyata di masyarakat. Dalam pelaksanaannya, dilakukan dengan cara mengaitkan kegiatan pembelajaran dengan masalah-masalah yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari. Pengaitan tersebut lebih bermakna belajar sains dalam konteks kehidupan manusia.
Sebagai suatu pendekatan, STS berkaitan dengan penyampaian pengetahuan sains yang sudah dituliskan dalam GBPP. Karakteristik STS sebagai suatu pendekatan dalam pembelajaran sains menurut Poejiadi (1996) tampak apabila dalam pembelajaran seorang guru melaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a.    Guru sering menunjukkan kaitan antara konsep sains dikaji dengan kegunaan atau masalah yang ada di masyarakat
b.    Sebelum melaksanakan pembahasan konsep-konsep tertentu sesuai dengan GBPP, guru menggali isu atau masalah aktual yang ada di lingkungan siswa yang relevan dengan konsep-konsep yang akan dibahas. Kalau usaha guru tidak berhasil, guru dapat mengajukan adanya isu atau masalah kemudian dilakukan pembelajaran dengan berbagai metode, misalnya diskusi, praktikum, demonstrasi, karyawisata, observasi, untuk mengembangkan konsep. Tahap berikutnya adalah aplikasi konsep melalui kegiatan pemecahan masalah atau analisis isu yang telah dikemukakan pada awal pembelajaran. Selama kegiatan itu guru dapat melaksanakan pemantapan konsep, yaitu memperbaiki kesalagan pemahaman konsep. Tahap selanjutnya adalah melaksanakan evaluasi.
c.    Guru membuat STS, kemudian digunakan sebagai suplemen pada pokok bahasan yang relevan dengan GBPP.

6.    Accelerated Learning
Accelerated learning (belajar akselerasi) adalah suatu kemampuan menyerap dan memahami informasi baru secara cepat serta mempertahankan informasi tersebut. Menurut Colin Rose dan Malcolm J. Nichol (2002), kemampuan seperti ini diperlukan untuk menguasai kecepatan dalam suatu perubahan yang terjadi. Penguasaan metode belajar akselerasi dapat meningkatkan kemampuan belajar secara lebih efektif. Dalam belajar akselerasi ini sangat dipentingkan konsep learning how to learn (belajar bagaimana belajar) maksudnya adalah belajar yang tujuannya untuk menguasai bagaimana cara/teknik mempelajari sesuatu, bukan belajar untuk menguasai ilmu pengetahuan atau keterampilan tertentu. Ilmu pengetahuan itu mengalami eksplosi atau berkembang dengan sangat cepat, oleh karena itu tidak bisa diajarkan satu per satu oleh para guru karena membutuhkan waktu yang lama. Dengan demikian, yang dibutuhkan adalah siswa menguasai cara mempelajari ilmu pengetahuan tersebut sehingga ia bias belajar sendiri tanpa banyak bergantung kepada guru atau yang lainnya. Alasan lain mengapa learning how to learn itu penting, sebab ketika orang belajar bagaimana belajar, self esteem atau penghargaan dan kepercayaan dirinya akan tumbuh. Mereka tidak hanya menguasai teknologi dan perubahan baru, tetapi mereka memperoleh kemampuan-kemampuan dasar untuk menjadi orang yang self directed atau mampu mengarahkan dirinya dan memiliki kemampuan dasar untuk mencapai pertumbuhan pribadi.
Menurut Colin Rose dan Malcolm J. Nichol (2002), apabila kita mempelajai teknik belajar yang tepakt(eksak) sehingga menjadi gaya belajar personal maka kita akan belajar lebih alami (natural). Jika belajar itu sudah merupakan sesuatu yang bersifat alami maka akan lebih memberikan kemudahan dalam mempelajari sesuatu. Kemudahan belajar tersebut mempengaruhi kecepatan belajar seseorang (learning fast). Jadi, dengan demikian kecepatan belajar itu tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi melalui suatu proses yang berkesinambungan. Selain itu, agar proses belajar itu berhasil dan menyenangkan serta mempengaruhi kejernihan dalam berpikir (clear thinking) perlu diperhatikan hal-hal berikut:
a.    Menciptakan lingkungan belajar yang “rendah stres”.
b.    Berikan jaminan mengenai kesesuaian mata pelajaran yang dipelajari.
c.    Berikan jaminan belajar positif secara emosional, misalnya dengan mengembangkan kerja sama, rasa humor, dorongan semangat, dan dukungan yang antusias.
d.    Mengikutsertakan keterlibatan berpikir pada otak kiri dan otak kanan secara seimbang.
e.    Merangsang otak untuk berpikir dan melakukan penyelidikan.
f.    Adanya konsolidasi dari apa yang dipelajari.

Sumber : Pengembanga Kurikulum dan Pembelajaran oleh Asep Herry Hernawan, dkk

Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum

Dalam pengembangan kurikulum, seorang pengembang kurikulum biasanya menggunakan beberapa prinsip yang dipegangnya sebagai acuan agar kurikulum yang dihasilkan itu memenuhi harapan siswa, pihak sekolah, orang tua, masyarakat pengguna, dan tentunya pemerintah. Beberapa prinsip yang umum digunakan dalam pengembangan kurikulum, antara lain prinsip berorientasi pada tujuan, kontinuitas, fleksibilitas, dan integritas.

Prinsip Berorientasi pada Tujuan
Kurikulum sebagai suatu sistem memiliki komponen tujuan, materi, metode, dan evaluasi. Komponen tujuan merupakan fokus bagi komponen-komponen lainnya dalam pengembangan sistem tersebut. Ini berarti pengembangan kurikulum harus berorientasi pada tujuan. Prinsip ini menegaskan bahwa tujuan merupakan arah bagi pengembangan komponen-komponen lainnya dalam pengembangan kurikulum. Untuk itu tujuan kurikulum harus jelas, artinya tujuan kurikulum harus dapat dipahami dengan jelas oleh para pelaksana kurikulum untuk dapat dijabarkan menjadi tujuan-tujuan lainnya yang lebih spesifik dan operasional. Tujuan kurikulum juga harus komprehensif, yakni meliputi berbagai aspek domain tujuan, baik kognitif, afektif, maupun psikomotor. Hal ini perlu diperhatikan agar keluaran yang dihasilkan menguasai ketiga aspek domain tujuan tersebut secara utuh.

Prinsip Kontinuitas
Prinsip kontinuitas dimaksudkan bahwa perlu ada kesinambungan, khususnya kesinambungan bahan/materi kurikulum pada jenis dan jenangang program pendidikan. Bahan atau materi kurikulum perlu dikembangkan secara berkesinambungan mulai dari jenjang SD, SMP, SMA/SMK, sampai PT. Materi kurikulum harus memiliki hubungan hirearkis fungsional. Untuk itu dalam pengembangan materi kurikulum harus diperhatikan minimal dua aspek kesinambungan, yaitu materi kurikulum yang diperlukan pada sekolah (tingkat) yang ada di atasnya harus sudah diberikan pada sekolah (tingkat) yang ada di bawahnya, dan materi yang sudah diajarkan pada sekolah (tingkat) yang ada di bawahnya tidak perlu lagi diberikan pada sekolah (tingkat) yang ada di atasnya. Dengan demikian dapat dihindari adanya pengulangan materi kurikulum, yang dapat mengakibatkan kebosanan pada siswa dan atau keridaksiapan siswa untuk memperoleh materi di mana mereka sebelumnya tidak memperoleh materi dasar yang memadai. Kontinuitas atau kesinambungan juga perlu diupayakan pula agar tidak terjadi tumpang tindih materi antara mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran lainnya. Untuk menghindari hal tersebut dapat dilakukan dengan cara menyusun scope dan sequence setiap mata pelajaran pada jenis dan jenjang program pendidikan. Scope artinya ruang lingkup, sedangkan sequence artinya urutan atau sistematika.

Prinsip Fleksibilitas
Fleksibilitas sebagai salah satu prinsip pengembangan kurikulum dimaksudkan adanya ruang gerak yang memberikan sedikit kelonggaran dalam melakukan atau mengambil suatu keputusan tentang suatu kegiatan yang akan dilaksanakan oleh pelaksana kurikulum di lapangan. Para pengembang kurikulum perlu memikirkan bahwa implementasi kurikulum pada tataran yang sebenarnya akan terkait dengan keragaman kemampuan sekolah untuk menyediakan tenaga dan fasilitas bagi berlangsungnya suatu kegiatan yang harus dilaksanakan. Belum lagi terkait dengan keragaman sumber daya pendidikan secara menyeluruh dan perbedaan demografis, geografis, dan faktor-faktor pendukung pendidikan lainnya.
Selain itu, prinsip fleksibilitas juga terkait dengan adanya kebebasan siswa dalam memilih program studi yang dipilih. Artinya, pengembang kurikulum atau sekolah harus mampu menyediakan berbagai program pilihan bagi siswa. Siswa diperkenankan memilih sesuai dengan minat, bakat, kemampuan, dan kebutuhannya.
Selain member kebebasan kepada siswa, fleksibilitas juga perlu diberikan kepada guru, khusunya dalam mengembangkan kegiatan-kegiatan pembelajaran, asalkan tidak menyimpang jauh dari apa yang telah digariskan dalam kurikulum. Guru perlu diberikan kebebasan dalam menjabarkan tujuan-tujuan, memilih materi pelajaran yang sesuai, memilih strategi dan metode yang dikembangkan dalam suatu kegiatan pembelajaran, dan membuat kriteria yang objektif dan rasional dalam melakukan dan memberikan penilaian kepada para siswa.
Prinsip Integritas
Integritas yang dimaksud di sini adalah keterpaduan, artinya pengembangan kurikulum harus dilakukan dengan menggunakan prinsip keterpaduan. Prinsip ini menekankan bahwa kurikulum harus dirancang untuk mampu membentuk manusia yang utuh, pribadi yang integrated. Artinya, manusia berkemampuan selaras dengan lingkungan hidup sekitarnya, mampu menjawab berbagai persoalan yang dihadapi dalam kehidupannya. Untuk itu kurikulum harus dapat mengembangkan berbagai keterampilan hidup (life skills).
Keterampilan atau kecakapan hidup (life skills) merupakan kecakapan yang dimiliki seseorang untuk mau dan berani menghadapi problem hidup dan kehidupan secara wajar tanpa merasa tertekan, dan kemudian secara proaktif dan kreatif mencar dan menemukan solusi pemecahan sehingga mampu mengatasi berbagai persoalan hidup dan kehidupan. Keterampilan hidup bukan sekadar keterampilan manual dan bukan pula keterampilan untuk bekerja, tetapi suatu keterampilan untuk hidup yang dapat dipilah menjadi lima kategori, yaitu:
1.    Keterampilan mengenal diri sendiri (self awareness) atau keterampilan personal (personal skill)
2.    Keterampilan berpikir rasional (thinking skill)
3.    Keterampilan sosial (social skill)
4.    Keterampilan akademik (academic skill)
5.    Keterampilan vokasional (vocational skill)
Keterampilan personal, keterampilan berpikir rasional, dan keterampilan sosial dapat dikategorikan sebagai keterampilan hidup yang umum (general life skill), sedangkan keterampilan akademik dan keterampilan vokasional dapat dikategorikan sebagai keterampilan hidup yang spesifik (specific life skill).
Keterampilan personal berkaitan dengan penghayatan diri sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, anggota masyarakat, dan warga negara serba mensyukuri dan menyadari kelebihan dan kekurangan yang dimiliki dan menjadikannya model dalam upaya meningkatkan diri sebagai individu yang bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain dan lingkungannya.
Keterampilan berpikir rasional meliputi keterampilan menggali dan menemukan informasi, keterampilan dalam mengolah, menetapkan keputusan, dan keterampilan dalam memecahkan permasalahan hidup secara kreatif.
Keterampilan sosial atau keterampilan interpersonal meliputi keterampilan berkomunikasi, keterampilan bekerja sama untuk menumbuhkan hubungan yang harmonis antara individu yang satu dengan individu yang lainnya.
Keterampilan akademik berkaitan dengan kemampuan berpikir ilmiah, yang antara lain mencakup memahami masalah, mengidentifikasi variabel, merumuskan hipotesis, dan melaksanakan penelitian.
Keterampilan vokasional disebut pula dengan keterampilan kejuruan merupakan keterampilan yang dikaitkan dengan bidang pekerjaan tertentu yang ada di masyarakat.
Dalam implementasinya, pembelajaran terpadu dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dapat dilakukan untuk mengembangkan keterpaduan pada satu disiplin ilmu dan atau keterpaduan antara disiplin ilmu yang satu dengan disiplin ilmu yang lain.

Sumber: Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran oleh Asep Herry Hernawan,dkk.

Langkah-Langkah Pengembangan Kurikulum

Secara umum langkah-langkah pengembangan kurikulum terdiri atas diagnosis kebutuhan, perumusan tujuan, pemilihan, dan pengorganisasian materi, pemilihan, dan pengorganisasian pengalaman belajar, dan pengembangan alat evaluasi.

Analisis dan Diagnosis Kebutuhan

Langkah pertama dalam pengembangan kurikulum adalah menganalisis dan mendiagnosis kebutuhan. Analisis kebutuhan dapat dilakukan dengan mempelajari tiga hal, yaitu kebutuhan siswa, tuntutan masyarakat/dunia kerja, dan harapan-harapan dari pemerintah (kebijakan pendidikan). Kebutuhan siswa dapat dianalisis dari aspek-aspek perkembangan psikologis siswa, tuntutan masyarakat, dan dunia kerja dapat dianalisis dari berbagai kemajuan yang ada di masyarakat dan prediksi-prediksi kemajuan masyarakat pada masa yang akan datang, sedangkan harapan pemerintah dapat dianalisis dari kebijakan-kebijakan, khususnya kebijakan-kebijakan bidang pendidikan yang dikeluarkan, baik oleh pemerintah pusat maupun daerah. Hasil analisis dari ketiga aspek tersebut, kemudian didiagnosis untuk disusun menjadi serangkaian kebutuhan sebagai bahan masukan bagi kegiatan pengembangan tujuan.
Pendekatan yang dapat dilakukan untuk menganalisis kebutuhan ada tiga, yaitu survei kebutuhan, studi kompetensi, dan analisis tugas. Survei kebutuhan merupakan cara yang relatif sederhana dalam menganalisis kebutuhan. Seorang pengembang kurikulum dapat melakukan wawancara dengan sejumlah orang, tokoh masyarakat, pejabat pemerintah, dan para ahli terkait tentang apa yang dibutuhkan oleh siswa, masyarakat, dan pemerintah berkaitan dengan kurikulum sebagai suatu program pendidikan. Studi kompetensi dilakukan dengan analisis terhadap kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan oleh lulusan suatu jenis dan jenjang program pendidikan. Pendekatan analisis tuga dilakukan dengan cara menganalisis setiap jenis tugas yang harus diselesaikan. Tugas tersebut bisa berkaitan dengan aspek kognitif, afektif, dan atau psikomotorik.
Hasil akhir kegiatan analisis dan diagnosis kebutuhan ini adalah deskripsi kebutuhan sebagai bahan yang akan dijadikan masukan bagi langkah selanjutnya dalam pengembangan kurikulum yaitu perumusan tujuan.

Perumusan Tujuan
Setelah kebutuhan ditetapkan, langkah selanjutnya adalah merumuskan tujuan. Tujuan-tujuan dalam kurikulum berhierarki, mulai dari tujuan yang paling umum (kompleks) sampai pada tujuan yang lebih khusus. Hirearki tujuan tersebut meliputi: tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler, serta tujuan instruksional umum dan khusus.


Benyamin S. Bloom dalam Taxonomy of Educational Objectives membagi tujuan menjadi tiga ranah/domain, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Domain kognistif berkenaan dengan penguasaan kemampuan-kemampuan intelektual atau berpikir, domain afektif berkenaan dengan penguasaan dan pengembangan perasaan, sikap, minat, dan nilai-nilai, sedangkan domain psikomotor berkenaan dengan penguasaan dan pengembangan keterampilan-keterampilan motorik. Dalam Davies (1976), ketiga domain tujuan tersebut dirinci,
Pemilihan dan Pengorganisasian Materi
Dalam Handbook for Evaluating and Selecting Curriculum Materials, M.D. Gall (1981) mengemukakan Sembilan tahap dalam pengembangan bahan kurikulum, yaitu identifikasi kebutuhan, merumuskan misi kurikulum, menentukan anggaran biaya, membentuk tim, mendapatkan susunan bahan, menganalisis bahan, menilai bahan, membuat keputusan adopsi, menyebarkan, mempergunakan, dan memonitor penggunaan bahan.
Secara spesifik, yang dimaksud dengan materi kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan kepada siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Isi dari kegiatan pembelajaran tersebut adalah isi dari kurikulum. Tugas guru adalah mengembangkan bahan pelajaran tersebut berdasarkan tujuan instruksional yang telah disusun dan dirumuskan sebelumnya.
Penyusunan bahan pelajaran disebut scope.
Kriteria yang dapat dipertimbangkan dalam pemilihan materi kurikulum antara lain:
1. Materi kurikulum harus dipilih berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, materi kurikulum dipilih karena dianggap berharga sebagai warisan budaya positf dari generasi masa lalu.
2. Materi kurikulum dipilih karena berguna bagi penguasaan suatu disiplin ilmu.
3. Materi kurikulum dipilih karena dianggap bermanfaat bagi kehidupan umat manusia, untuk bekal hidup di masa kini, dan masa yang akan datang.
4. Materi kurikulum dipilih karena sesuai dengan kebutuhan dan minat anak didik (siswa) dan kebutuhan masyarakat.
Sequence menyangkut urutan susunan bahan kurikulum. Untuk penyusunan sequence, perlu dipertimbangkan hal berikut:
1. Taraf kesulitan materi pelajaran/isi kurikulum
2. Apersepsi atau pengalaman masa lalu
3. Kematangan dan perkembangan siswa
4. Minat dan kebutuhan siswa

Pemilihan dan Pengorganisasian Pengalaman Belajar
Setelah materi kurikulum dipilih dan diorganisasikan, langkah selanjutnya adalah memilih dan mengorganisasikan pengalaman belajar. Cara pemilihan dan pengorganisasian pengalaman belajar dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai pendekatan, strategi, metode, serta teknik yang disesuaikan dengan tujuan dan sifat materi yang akan diberikan.
Pengalaman belajar siswa dapat bersumber dari pengalaman visual, pengalaman suara, perabaan, dan penciuman. Pengalaman belajar dipilih harus mencakup berbagai kegiatan mental dan fisik yang menarik minat siswa, sesuai dengan tingkat perkembangannya, dan merangsang siswa belajar aktif dan kreatif

Pengembangan Alat Evaluasi
Pengembangan alat evaluasi yang dimaksud adalah untuk menelaah kembali apakah kegiatan yang telah dilakukan itu sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Mc. Neil (1977) mengungkapkan ada dua hal yang perlu mendapat jawaban dari penilaian kurikulum yaitu, apakah kegiatan-kegiatan yang dikembangkan dan dioragnisasikan itu memungkinkan tercapainya tujuan pendidikan yang dicita-citakan dan apakah kurikulum yang telah dikembangkan dapat diperbaiki dan bagaimana cara memperbaikinya.
Ada dua orang beranggapan bahwa penilaian sama artinya dengan pengukuran, tes, atau pemberian nilai. Ketiganya memang merupakan bagian dari proses penilaian. Penilai pada dasarnya merupakan suatu proses pertimbangan terhadap suatu hal. Scriven (dalam Nurgiyantoro, 1988) mengemukakan bahwa penilaian itu terdiri atas tiga komponen, yaitu pengumpulan informasi, pembuatan pertimbangan, dan pembuatan keputusan. Evaluasi kurikulum dapat dilakukan terhadap komponen-komponen kurikulum itu sendiri, evaluasi terhadap implementasi kurikulum, dan evaluasi terhadap hasil yang dicapai.

Sumber: Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran oleh Asep Herry Hernawan, dkk

Landasan Pengembangan Kurikulum

Sebuah bangunan yang tinggi tentu membutuhkan landasan atau fondasi yang kuat agar dapat berdiri tegak, kokoh, dan tahan lama. Apabila bangunan tersebut tidak memiliki fondasi yang kokoh maka pasti akan cepat hancur. Begitu pula dengan pengembangan kurikulum. Landasan pengembangan kurikulum pada hakikatnya merupakan faktor-faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan pada waktu mengembangkan kurikulum lembaga pendidikan, baik di lingkungan sekolah maupun luar sekolah.
Menurut seorang ahli kurikulum bernama Robert S. Zais (976) kurikulum suatu lembaga pendidikan didasarkan pada lima landasan (foundations). Kurikulum komponen-komponennya terdiri atas tujuan (aims, goals, objectives), isi/bahan (content), aktivitas belajar (learning activities), dan evaluasi (evaluation). Landasan utama dari kurikulum tersebut yaitu landasan filosofis (philosophical assumption), sedangkan landasan yang lainnya yaitu hakikat ilmu pengetahuan (epistemology), masyarakat dan kebudayaan (society and culuture), individu /peserta didik (the individual), dan teori-teori belajar (learning theory). Senada dengan pendapat Robert S. Zais, Ralph W. Tyler (dalam Ornstein dan Hunkins, 1988) mengemukakan pandangan yang erat kaitannya dengan beberapa aspek yang melandasi suatu kurikulum.

Landasan Filosofis
Landasan filosofis mengacu pada pentingnya filsafat dalam melaksanakan, membina, dan mengembangkan, kurikulum di sekolah. Dalam pengertian umum, filsafat adalah cara berpikir yang radikal, menyeluruh, dan mendalam (Socrates) atau suatu cara berpikir yang mengupas sesuatu sedalam-sedalamnya. Plato menyebut filsafat sebagai ilmu pengetahuan tentang kebenaran. Fisafat berupaya mengkaji berbagai masalah yang ddihadapi manusia, termasuk masalah pendidikan. Menurut Mudyahardjo (1989), terdapat tiga sistem pemikiran filsafat yang sangat besar pengaruhnya dalam pemikiran pendidikan pada umumnya, dan pendidikan di Indonesia pada khususnya. Ketiga system filsafat tersebut, yaitu idealisme, realisme, dan pragmatisme.
Bidang telaahan filsafat awalnya mempersoalkan siapa manusia itu. Kajian terhadap persoalan ini menelusuri hakikat manusia sehingga muncul beberapa asumsi tentang manusia. Misalnya manusia adalah makhluk religi, makhluk sosial, makhluk yang berbudaya. Dari telaahan tersebut filsafat mencoba menelaah tiga pokok persoalan, yaitu hakikat benar salah (logika), hakikat baik buruk (etika), dan hakikat indah jelek (estetika).
Filsafat akan menentukan arah kemana siswa dibawa. Filsafat merupakan perangkat nilai-nilai yang melandasi dan membimbing kearah pencapaian tujuan pendidikan. Oleh sebab itu, filsafat yang dianut oleh suatu bangsa atau kelompok masyarakat tertentu atau yang dianut oleh perorangan (dalam hal ini guru) akan sangat mempengaruhi tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Falsafah yang dianut oleh suatu negara bagaimanapun akan mewarnai tujuan pendidikan di negara tersebut. Dengan demikian, tujuan pendidikan di suatu negara akan berbeda dengan negara lainnya, disesuaikan dengan falsafah yang dianut oleh negara-negara tersebut. Tujuan pendidikan pada dasarnya merupakan rumusan yang komprehensif mengenai apa yang seharusnya dicapai. Tujuan ini memuat pernyataan-pernyataan (statements) mengenai kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki oleh siswa selaras dengan sistem nilai dan filsafat yang dianut.

Berkaitan dengan tujuan pendidikan ini, terdapat beberapa pendapat yang bias dijadikan bahan kajian banding. Hebbert Spencer (dalam Nasution, 1982) mengungkapkan bahwa tujuan pendidikan itu harus memuat hal-hal sebagai berikut:
1. Self preservation, mengacu pada kemampuan individu untuk dapat menjaga kelangsungan hidupnya dengan sehat, mencegah penyakit, hidup teratur, dan lain-lain.
2. Securing the necessities of life, mengacu pada kemampuan individu untuk sanggup mencari nafkah dan memenuhi kebutuhan hidup dengan melakukan suatu pekerjaan.
3. Rearing of family, mengacu pada kemampuan menjadi orang tua yang sanggup bertanggung jawab atas pendidikan anaknya dan kesejahteraan keluarganya.
4. Maintaining proper social and political relationship, mengacu kepada kemampuan individu sebagai makhluk sosial yang hidup dalam lingkungan masyarakat dan negara.
5. Enjoying leisure time, mengacu pada kemampuan individu untuk memanfaatkan waktu senggangnya dengan memilih kegiatan-kegiatan yang menyenangkan dan menambah kenikmatan dan kegairahan hidup.

The United States Office of Education pada tahun 1918 (dalam Nasution 1982) telah mencanangkan tujuan pendidikan melalui Seven Cardinal Principles yang memuat hal-hal berikut,
1. Health, dalam hal ini sekolah diwajibkan mempertinggi taraf kesehatan murid-murid.
2. Command of fundamental processes, yang mengacu pada penguasaan kecakapan pokok yang fundamental, seperti menulis, membaca, dan berhitung.
3. Worthly home membership, dalam hal ini sekolah dituntut untuk mendidik anak-anak menjadi anggota keluarga yang berharga sehingga berguna bagi masyarakat.
4. Vocational efficiency, mengacu pada efisiensi dalam pekerjaan sehingga dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dapat dicapai hasil yang sebesar-besarnya.
5. Citizenship, dalam hal ini sekolah dituntut untuk melakukan usaha menggembleng bermacam-macam bangsa yang ada di negara itu menjadi bangsa yang kompak.
6. Worthy use of leisure,  mengacu pada kemampuan memanfaatkan dengan baik waktu senggang yang senantiasa bertambah panjang berhubungan dengan industrialisasi yang lebih sempurna.
7. Satisfaction of religious needs, yaitu pemuasan kehidupan keagamaan.

Tujuan pendidikan yang diuraikan di atas adalah tujuan pendidikan yang dikembangkan di Amerika Serikat. Tujuan pendidikan di Indonesia tertuang dalam UU RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional,yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengambangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan, dan keterampilan, kesehatan jasmani, dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Kurikulum pada hakikatnya adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Oleh karena tujuan pendidikan itu sangat diwarnai oleh falsafah/pandangan hidup yang dianut suatu bangsa maka kurikulum yang dikembangkan juga akan mencerminkan falsafah/pandangan hidup tersebut. Hal ini, sudah jelas menunjukkan adanya keterkaitan yang sangat erat antara kurikulum pendidikan di suatu negara dengan filsafat negara yang dianutnya. Bila suatu negara mengalami perubahan dalam hal pandangan hidupnya maka hal itu juga secara langsung mempengaruhi kurikulum yang ada.
Di Indonesia pada masa penjajahan Belanda, kurikulum yang dianut sangat berorientasi kepada kepentingan politik kerajaan Belanda saat itu. Begitu pula pada saat penjajahan Jepang, kurikulum yang ada berpijak pada filsafat yang dianut negara Matahari Terbit itu. Pada masa orde baru, garapan pendidikan nasional khususnya kurikulum pendidikan  disesuaikan dengan tuntutan dan kebutuhan serta filsafat yang dianut bangsa Indonesia, yaitu Pancasila.

Landasan Psikologis
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia, sedangkan kurikulum adalah upaya menentukan program pendidikan untuk mengubah perilaku manusia. Oleh sebab itu, pengembangan kurikulum harus dilandasi oleh psikologi sebagai acuan dalam menentukan apa dan bagaimana perilaku itu harus dikembangkan.
1.Perkembangan Siswa dan Kurikulum
Anak sejak lahir sudah memperlihatkan keunikan-keunikan seperti pernyataan dirinya dalam bentuk tangisan atau gerakan tertentu. Hal ini memberikan gambaran bahwa sebenarnya sejak lahir anak telah memiliki potensi untuk berkembang. Bagi aliran yang sangat percaya dengan kondisi tersebut sering menganggap anak sebagai orang dewasa dalam bentuk kecil. J.J Rosseau, seorang ahli pendidikan bangsa Perancis termasuk yang fanatik berpandangan seperti itu. Ia berpendapat bahwa segala sesuatu itu adalah baik dari tangan Tuhan, akan tetapi menjadi rusak karena tangan manusia. Ia percaya bahwa anak harus belajar dari pengalaman langsung.
Pendapat lain mengatakan bahwa anak itu adalah hasil dari pengaruh lingkungan. Hal ini bertentangan dengan pandangan Rosseau.
Selain kedua pandangan itu, ada juga yang berpandangan bahwa perkembangan anak merupakan perpaduan antara pembawaan dan lingkungan. Aliran ini mengakui akan kodrat manusia yang memiliki potensi sejak lahir, namun potensi ini akan berkembang menjadi baik dan sempurna berkat pengaruh lingkungan. Aliran ini disebut aliran konvergensi dengan tokohnya William Stern. Pandangan terakhir dikembangkan oleh Havighurst dengan teorinya tentang tugas-tugas perkembangan.
Implikasi terhadap perkembangan kurikulum yaitu:
- Setiap anak diberi kesempatan untuk berkembang sesuai dengan bakatnya, minat, dan kebutuhannya.
- Di samping menyediakan pelajaran yang sifatnya umum yang wajib dipelajari anak, sekolah menyediakan pula pelajaran pilihan yang sesuai dengan minat anak.
- Kurikulum di samping menyediakan bahan ajar yang bersifat kejuruan/keterampilan juga menyediakan bahan ajar yang bersifat akademik.
- Kurikulum memuat tujuan yang mengandung pengetahuan, nilai/sikap, dan keterampilan yang menggambarkan keseluruhan pribadi yang utuh lahir dan batin.
2.Psikologi Belajar dan Kurikulum
Psikologi belajar berkaitan dengan bagaimana individu/siswa belajar. Belajar diartikan sebagai suatu proses perubahan perilaku yang terjadi melalui pengalaman. Segala perubahan perilaku naik pada aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), maupun psikomotor (keterampilan) yang terjadi karena proses pengalaman.
Psikologi atau teori belajar yang berkembang pada dasarnya dapat dikelompokkan ke dalam tiga rumpun, yaitu teori disiplin mental atau teori daya (faculty theory), teori behaviorisme, dan teori organismik atau cognitive gestalt field.
Pengertian mengajar menurut teori daya adalah melatih siswa dalam daya-daya tersebut. Cara mempelajarinya pada umumnya melalui hafalan dan latihan.
Menurut teori gestalt, peran guru yaitu sebagai pembimbing bukan penyampai pengetahuan, dan siswa berperan sebagai pengolah bahan pelajaran. Teori ini banyak mempengarui praktik pelaksanaan kurikulum di sekolah, prinsipnya adalah,
a. Belajar itu berdasarkan keseluruhan
b. Belajar adalah pembentukan kepribadian
c. Belajar berkat pemahaman
d. Belajar berdasarkan pengalaman
e. Belajar adalah suatu proses perkembangan
f. Belajar adalah proses berkesinambungan
g. Belajar akan lebihh berhasil jika dihubungkan dengan minat, perhatian,dan kebutuhan siswa.

Landasan Sosiologis
Landasan sosiologis mengarahkan kajian mengenai kurikulum yang dikaitkan dengan masyarakat, kebudayaan, dan perkembangan ilmu pengetahuan.
1. Kurikulum dan Masyarakat
Masyarakat adalah suatu kelompok individu yang terorganisasi yang berpikir tentang dirinya sebagai suatu yang berbeda dengan kelompok atau masyarakat lainnya. Kurikulum sebagai program atau rancangan pendidikan harus dapat menjawab tantangan dan tuntutan masyarakat, bukan hanya dari segi isi programnya tetapi juga dari segi pendekatan dan strategi pelaksanaanya. Penerapan teori, prinsip, dan hukum yang terdapat dalam semua ilmu pengetahuan yang ada dalam kurikulum harus sesuai dengan kondisi masyarakat setempat sehingga hasil belajar yang dicapai siswa akan lebih bermakna dalam hidupnya.
2. Kurikulum dan Kebudayaan
Kebudayaan pada dasarnya merupakan pola kelakuan yang secara umum terdapat dalam satu masyarakat. Seluruh nilai yang telah disepakati masyarakat dapat pula disebut kebudayaan. Kebudayaan adalah hasil dari cipta, rasa, dan karsa manusia yang diwujudkan dalam tiga hal,
a. Ide, konsep, gagasan, nilai, norma, dan peraturan.
b. Kegiatan
c. Benda hasil karya manusia.
Sekolah mempunyai tugas khusus untuk memberikan pengalaman kepada para siswa dengan salah satu alat yang disebut kurikulum. Kurikulum pada dasarnya merupakan refleksi dari cara orang berpikir, berasa, bercita-cita, atau kebiasaan-kebiasaan. Oleh karena itu, dalam mengembangkan suatu kurikulum guru perlu memahami kebudayaan.
3. Kurikulum dan Perkembangan Iptek
Pengaruh iptek cukup luas, meliputi segala bidang kehidupan seperti politik, ekonomi, sosial, budaya, keagamaan, keamanan, dan pendidikan. Dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat ini maka kurikulum harus berlandaskan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sumber: Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran oleh Asep Herry Hernawan, dkk.


Pengertian dan Fungsi Kurikulum

Istilah kurikulum (curriculum), yang pada awalnya digunakan dalam dunia olahraga, berasal dari kata curir (pelari) dan curere (tempat berpacu). Pada saat itu kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari mulai dari start sampai finish untuk memperoleh medali atau penghargaan. Kemudian pengertian tersebut diterapkan dalam dunia pendidikan menjadi sejumlah mata pelajaran (subject) yang harus ditempuh oleh seorang siswa dari awal sampai akhir program pelajaran untuk memperoleh ijazah.

Dari penjelasan diatas, kurikulum mengandung dua hal pokok yaitu, adanya mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa, dan tujuan utamanya yaitu memperoleh ijazah. Kurikulum tidak terbatas hanya pada sejumlah mata pelajaran saja, tetapi mencakup semua pengalaman belajar (experience learning) yang dialami siswa dan mempengaruhi perkembangan pribadinya. Bahkan Harold B. Alberty (1965) memandang kurikulum sebagai semua kegiatan yang diberikan kepada siswa di bawah tanggung jawab sekolah (all of the activities that are provided for the students by the school). Kurikulum tidak dibatasi pada kegiatan di dalam kelas saja, tetapi mencakup juga kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa di luar kelas. Pendapat senada yang menguatkan pengertian tersebut dikemukakan oleh Saylor, Alexander, dan Lewis (1974) yang menganggap kurikulum sebagai segala upaya sekolah untuk mempengaruhi siswa supaya belajar, baik dalam ruangan kelas, halaman sekolah, maupun luar sekolah (The curriculum is the sum total of school’s efforts to influence learning, whether in the classroom, on the playground, or out of school).

Pengertian kurikulum senantiasa berkembang terus sejalan dengan perkembangan teori dan praktik pendidikan. Ada yang mengklasifikasikan berdasarkan pandangan lama dan kemudian. Pandangan lama menganggap kurikulum sebagai kumpulan dari mata pelajaran atau bahan ajaran yang harus disampaikan guru atau dipelajari siswa, sedangkan pandangan yang kemudian lebih menekankan pada pengalaman belajar. Kemudian ada yang mengklasifikasikan konsep-konsep kurikulum berdasarkan pandangan tradisional dan pandangan modern. Pandangan tradisional menganggap kurikulum tidak lebih dari sekadar rencana pelajaran di suatu sekolah. Pelajaran-pelajaran apa yang harus ditempuh siswa di suatu sekolah., itulah kurikulum. Sedangkan pandangan modern menganggap kurikulum lebih dari sekadar rencana pelajaran. Kurikulum dianggap sebagai sesuatu yang nyata terjadi dalam proses pendidikan di sekolah.
Dengan beragamnya pendapat mengenai pengertian kurikulum tersebut maka secara teoretis kita agak sulit menentukan satu pengertian yang dapat merangkum semua pendapat. Menurut Hamis Hasan (1988), sebenarnya kurikulum ini bukanlah merupakan sesuatu yang tunggal. Istilah kurikulum menunjukkan berbagai dimensi pengertian. Ia menunjukkan bahwa pada saat sekarang istilah kurikulum memiliki empat dimensi pengertian, di mana satu dimensi dengan dimensi lainnya saling berhubungan. Keempat dimensi kurikulum tersebut adalah sebagai berikut:
1.Kurikulum sebagai suatu ide.
2.Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis yang sebenarnya merupakan perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide.
3.Kurikulum sebagai suatu kegiatan yang sering pula disebut dengan istilah kurikulum sebagai suatu realita atau implementasi kurikulum. Secara teoretis dimensi kurikulum ini adalah pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu rencana tertulis.
4.Kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan konsekuensi dari kurikulum sebagai suatu kegiatan.

Pandangan atau anggapan yang sampai saat ini masih lazim dipakai dalam dunia pendidikan atau persekolahan di negara kita, yaitu kurikulum sebagai suatu rencana tertulis yang disusun guna memperlancar proses belajar mengajar. Hal ini sesuai dengan rumusan pengertian kurikulum yang tertera dalam Undang-undang No.2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar”.
Peranan kurikulum:
1. Peranan Konservatif
Peranan konservatif menekankan bahwa kurikulum itu dapat dijadikan sebagai sarana untuk mentransmisikan nilai-nilai warisan budaya masa lalu yang dianggap masih relevan dengan masa kini kepada generasi muda.
2. Peranan Kreatif
Peranan kreatif menekankan bahwa kurikulum harus mampu mengembangkan sesuatu yang baru sesuai dengan perkembangan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan masyarakat pada masa sekarang dan masa mendatang.
3. Peranan Kritis dan Evaluatif
Peranan ini dilatarbelakangi oleh adanya kenyataan bahwa nilai-nilai dan budaya yang hidup dalam masyarakat senantiasa mengalami perubahan disesuaikan dengan kondisi yang terjadi pada masa sekarang.

Fungsi kurikulum:
1.Bagi guru, kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan proses belajar mengajar.
2.Bagi kepala sekolah dan pengawas kurikulum sebagai pedoman dalam melaksanakansupervisi atau pengawasan.
3.Bagi orang tua kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam membimbing anaknya belajar di rumah.
4.Bagi masyarakat kurikulum berfungsi sebagai pedoman untuk memberikan bantuan bagi terselenggaranya proses pendidikan di sekolah.
5.Bagi siswa kurikulum berfungsi sebagai pedoman belajar.
Fungsi kurikulum bagi siswa dalam literatur lain, Alexander Inglis (dalam Hamalik,1990) mengemukakan enam fungsi kurikulum.
Fungsi penyesuaian (the adjustive or adaptive function) mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu mengarahkan siswa agar memiliki sifat mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan social.
Fungsi integrasi (the integrating function) mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang utuh.
Fungsi diferensiasi mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu memberikan pelayanan terhadap perbedaan individu siswa.
Fungsi persiapan (the propaedeutic function) mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu mempersiapkan siswa untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan berikutnya.
Fungsi pemilihan (the selective function) mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih program-program belajar yang sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
Fungsi diagnostik (the diagnostic function) mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu membantu dan mengarahkan siswa untuk dapat memahami dan menerima kekuatan (potensi) dan kelemahan yang dimilikinya.

Sumber: Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran oleh Asep Herry Hernawan, dkk.

Sabtu, 23 April 2011

6 Cara Mudah dan Murah Untuk Kulit Sehat

Siapa yang tidak menginginkan kulit yang sehat? Semua orang pasti menginginkannya. Ikuti beberapa cara berikut agar kulit anda tetap sehat:
1. Konsumsi makanan yang mengandung vitamin C dan E seperti kacang-kacangan, sayur, serta buah-buahan agar kulit kita tetap sehat, segar, dan tentu saja membuat badan kita tidak bertambah gemuk.
2. Minum air putih yang cukup minimal 2 liter sehari agar kulit kita segar karena kebutuhan air terpenuhi dan tidak lekas keriput. Jika hal ini dilakukan maka bukan hanya kulit yang akan sehat tetapi juga organ dalam tubuh kita.
3. Bersihkan kulit setiap hari setelah bepergian, dan sepulang sekolah, kuliah, atau bekerja. Gunakan pembersih yang berbahan dasar air dan mengandung squalene agar kulit tetap lembab. Pembersih dengan kandungan alkohol yang tinggi dapat menyebabkan kulit menjadi semakin kering.
4. Pilih kosmetik yang sesuai dengan wajah kita apakah kulit wajah kita berminyak atau kering. Untuk informasi jangan segan-segan bertanya kepada costumer service di counter kosmetik.
5. Jangan ganti-ganti kosmetik kalau anda sudah menemukan yang sesuai dengan kulit anda. Jangan sampai keinginan anda memiliki kulit yang cantik malah berbalik menjadi wajah yang berjerawat.
6. Usahakan jangan pernah sama sekali menggunakan suntikan silikon untuk membuat wajah anda menjadi cantik. Suntikan tersebut apabila tidak dilakukan oleh orang yang benar-benar ahli di bidangnya maka resikonya sangat besar dan berbahaya bahkan dapat menyebabkan kematian.
7. Jangan lupakan olah raga! Olah raga juga penting lho bagi kulit kita agar tetap kencang dan tidak mudah keriput.
Kulit yang sehat tidak melulu adalah kulit putih tetapi kulit sehat adalah kulit yang apapun warnanya tetap segar dan lembab.

15 Tokoh Mikrobiologi Ternama

Mikrobiologi adalah sebuah ilmu yang mempelajari sifat hidup dan bentuk serta penyebaran jasad hidup yang termasuk mikroba atau mikroorganisme.

Mikroba berasal dari kata mikro yang berarti kecil dan bios yang berarti kehidupan.

Berikut ini adalah tokoh-tokoh dalam bidang mikrobiologi:
1. Anthony Van Leeuwenhoek (1632-1723) menciptakan mikroskop sederhana yang terdiri dari satu lensa yang dapat mencapai pembesaran 200 kali.
2. Louis Pasteur (1822-1895) adalah seorang ahli kimia dari Perancis yang menemukan prinsip-prinsip dasar yang berkaitan dengan sifat hidup mikroba antara lain masalah fermentasi.
Proses fermentasi adalah proses biologis/ bukan proses kimiawi dimana mikroba yang berperan adalah ragi.
3. Robert Koch (1843-1910) adalah seorang dokter dari Jerman yang menemukan dan menerangkan dengan jelas kaitan dan peranan mikroba sebagai penyebab penyakit. Salah satu postulat yang telah ia susun saat itu dikenal dengan Postulat Koch.
Ia menemukan metoda isolasi, pemisahan, pembuatan preparat dan identifikasi biakan mikroba secara murni (1881). Salah satu asisten Koch menemukan cawan petri.
4. Fransisco Redi (1626-1697) adalah seorang dokter dari Italia yang membanah teori abiogenesis.
5. Spallanzani (1729-1799)
6. Fracastorius (1478-1553) menyebutkan tentang dasar-dasar perpindahan dan penyebaran jasad penyebab penyakit.
7. Kircher (1602-1680) tentang perpindahan dan penyebaran jasad penyebab penyakit.
8. Panum (1820-1885) merupakan penemu penyakit campak.
9. Budd (1811-1880) mengenai epidemi kolera di Asia.
10. Gram (1844) menemukan sistem pewarnaan bakteri sehingga bakteri terbagi menjadi dua kelompok besar, gram positif dan gram negatif.
11. Chamberland (1877) menemukan sterilisasi sistem saringan.
12. Iwanowski (1892) penemu TMV (Tobacco Mosaic Virus)
13. Peneliti-peneliti lain di bidang pengembangan virus yaitu Buist (1887), Negri (1903), Ricketts (1906), Woodruff dan Goodpasture (1930), Stanley (1937).
14. Domogk (1934) penemuan obat-obat sulfa untuk infeksi bakteri.
15. Fleming, Florey, Chain (1945) penemuan antibiotika penisilin, Walesman (1952 penemuan antibiotika streptomisin, Stanley (1946) penemuan protein virus secara murni, Enders, Weller, dan Beadle (1954 penemuan virus poliomyetilitis yang berguna dalam pembuatan vaksin polio.

Mengkudu Untuk Pengobatan Ketergantungan Obat dan Psikotropika

Mengkudu merupakan tumbuhan yang sangat bermanfaat bagi manusia mulai dari buah, daun, sampai akarnya. Di dalam mengkudu terdapat asam kaproat yang menyebabkan mengkudu berbau busuk. Tumbuhan ini sebenarnya asli dari Asia Tenggara, tetapi sudah menyebar luas ke daratan Cina, India, Hawaii dan masih banyak lagi di dunia. Di Hawaii tanaman ini dikenal dengan Hawaii Magic Plant karena kemampuannya sebagai obat.
Manfaat dari mengkudu diantaranya:
1. Sari akarnya dapat digunakan sebagai zat pewarna merah untuk mewarnai kain dan kerajinan daun pandan.
2. Buahnya yang mengandung asam kaproat berfungsi untuk membersihkan karat pada logam.
3. Daunnya diolesi minyak kelapa dan dipanggang kemudian ditempelkan pada tempat yang sakit dapat menyembuhkan penyakit reumatik.
4. Batangnya sebagai obat penyakit malaria.
5. Sari buah mengkudu apabila dikonsumsi dalam tubuh dapat memperbaiki kerja kelenjar tiroid dan kelenjar timus yang penting untuk kekebalan tubuh dan mencegah infeksi.
6. Anthraquinane yang terkandung dalam mengkudu merupakan antibakteri dan antiseptik penyakit bisul dan diare.
7. Galaktosa, rhamnosa, dan glukoronat dalam mengkudu dapat menstimulus kekebalan tubuh serta berkhasiat sebagai anti tumor.
8. Buah mengkudu dapat membantu menurunkan tekanan darah tinggi pada penderita hipertensi dan menaikkan tekanan darah pada penderita darah rendah.
9. Adaptogen pada mengkudu berfungsi menyeimbangkan fungsi sel tubuh, menormalkan fungsi otak, mengendalikan rasa sakit, dan berguna dalam pengobatan terhadap ketergantungan terhadap obat-obatan dan psikotropika.
Begitu banyak manfaat dari mengkudu walaupun baunya memang tidak enak dan sangat mengganggu jika kita harus meminumnya. Sari buah mengkudu ada baiknya sesegera mungkin diminum tanpa dipanaskan agar enzim didalamnya tidak rusak dan berfungsi maksimal. Sekarang ada juga mengkudu berbentuk kapsul siap minum yang lebih praktis. Namun ingat bahwa anda harus meminumnya sesuai dengan dosisnya.

Minggu, 03 April 2011

Mengetahui Mycobacterium Tuberculosis (Penyakit TBC)

Penyakit ini merupakan penyakit menahun dan tersebar luas di negara-negara seperti Indonesia dan dapat menyerang anak-anak maupun orang dewasa. Penyebabnya adalah mycobacterium tuberculosis atau bisa juga mycobacterium bovis dan jarang karena mycobacterium avium.

Mycobacterium Tuberculosis ditemukan oleh Robert Koch pada tahun 1882 yang dapat bertahan hidup dalam keadaan kering selama beberapa minggu. Apabila berada dalam cairan 60 derajat Celcius selama 15-20 menit akan mati.

Fraksi protein basil tuberculosis menyebabkan Necrosis (kematian) jaringan, sedangkan lemaknya menyebabkan sifat tahan asam dan merupakan penyebab terjadinya fibriosis (pembetukan jaringan ikat yang berlebihan) dan terbentuknya sel epitheloid (jaringan yang menutup permukaan luar dalam rongga/ saluran) menyebabkan batuk-batuk dan sesak nafas serta benjolan kecil bulat dalam jaringan akibat radang karena mycobacterium tuberculosis.

Penularan umumnya melalui udara, minum susu sapi yang tercemar mycobacterium bovis, dan bisa juga karena kontak langsung melalui luka/lecet di kulit.

Tanda-tanda Tuberculosis primer dapat dijumpai panas naik dan turun 1-2 minggu dengan tanpa batuk pilek. Panas tersebut menyerupai tipus atau malaria. Apabila masuk angin terjadi terus menerus perlu diperhitungkan kemungkinan TBC. Kemudian adanya radang paru-paru tapi tidak sembuh dengan terapi dan obat makan bisa dipertimbangkan kemungkinan TBC.
Batuk kering dan dahak disertai darah juga merupakan keadaan yang bisa dicurigai TBC.

Bagian tubuh yang biasanya terserang TBC adalah:
1.  Pleuritis tuberculosis yaitu pleura (selaput paru)
2. Lymphadenitis tuberculosis yang paling sering pada kelenjar leher (cervical) kemudian axilla (ketiak), ingunial (lipat paha), dan submandibula (rahang bawah).
3. Tuberculosis tulang dan sendi, pada umumnya lokasinya adalah pada tulang punggung kemudian menjalar ke panggul, lutut, siku, pergelangan tangan, bahu, dan jari (semua tulang dapat terjangkit).
4. Tuberculosis meningitis yaitu sampai ke otak, bisa juga sampai ke sumsum tulang.
5. Tuberculosis abdomen yaitu fokus primernya dibawah jejunum/pangkal usus halus, leum/ujung usus halus, dan colom/usus besar.

8 Faktor Munculnya Jerawat

Semua orang yang telah menginjak usia remaja pasti pernah merasakan memiliki jerawat. Jerawat atau istilahnya acne vulgaris dapat dipengaruhi oleh beberapa hal.
Diantaranya:

1. Genetik, ternyata jerawat itu juga bisa disebabkan oleh faktor genetika. Jadi kalau orang tua itu ada jerawatnya banyak maka mungkin saja anaknya juga akan mengalami hal yang sama, tapi ini cuma salah satu penyebabnya aja lho.

2. Hormon, biasanya jerawat akan muncul ketika masa pubertas. Pada wanita biasanya juga akan muncul jerawat pada saat sebelum, sesudah, maupun saat datang bulan karena pengaruh dari naiknya kadar estrogen dan androgen.

3. Seks pada masa remaja.

4. Makanan. Jerawat bisa muncul salah satunya disebabkan oleh makanan yang pedas, lemak, dan gula. Pokoknya kalau makan itu yang secukupnya dan seimbang dibarengi dengan minum air putih, maka akan mengurangi potensi kita berjerawat.

5. Alergi juga dapat menyebabkan jerawat misalnya alergi pada keju, mentega, coklat, kacang, dan sebagainya. Kita harus mengenal diri kita sendiri makanan apa yang dapat memicu alergi tersebut sebaiknya dikurangi.

6. Kosmetik. Kosmetik yang mengandung minyak maupun lemak pada orang-orang tertentu juga dapat memicu jerawat. Jadi hati-hati sama yang namanya kosmetik. Jangan pilih yang sembarangan. Jangan mentang-mentang kosmetiknya bisa bikin wajah kinclong kita langsung pakai aja tanpa menilik komposisinya apakah nanti ada efeknya pada kulit kita atau tidak. Kan efek itu tidak seketika muncul, bisa beberapa tahun lagi atau bahkan puluhan tahun lagi.

7. Kejiwaan atau psikis yang sehat. Maksudnya adalah kita harus senantiasa menjaga mood kita agar tetap baik. Stres kan bisa dipicu atau memicu hormon-hormon naik dan turun. Lha dari situ maka bisa jadi salah satu penyebab jerawat. Jangan juga keseringan melamun dan punya banyak masalah.

8. Iklim. Iklim bisa mempengaruhi kondisi kulit seseorang. Biasanya pada iklim panaslah jerawat itu muncul. Belum lagi kalau kulit terkontaminasi dengan bakteri.

Itulah beberapa faktor yang bisa menyebabkan seseorang memiliki jerawat.
Penting diingat, sekarang banyak kosmetik yang menjanjikan kulit putih bahkan dapat membuktikannya dalam waktu singkat. Namun ingat teman-teman, kita tidak tahu apa yang akan terjadi beberapa tahun mendatang dengan kulit kita atau bahkan kesehatan kita. Pastikan selalu untuk mencari tahu bahan-bahan dan efeknya bagi kita. Okay!


Waspada 7 Virus Penyebab Penyakit pada Manusia

1. Virus Influenza

Influenza merupakan penyakit infeksi akut saluran pernafasan yang ditandai dengan demam, menggigil, sakit otot, sakit kepala, dan sering disertai pilek, sakit tenggorokan, dan biasanya sembuh sendiri. Lama sakitnya adalah 2-7 hari dan biasanya sembuh sendiri.
Influenza merupakan penyakit yang dapat menjalar dengan cepat di lingkungan masyarakat. Walaupun dianggap ringan tapi dapat berbahaya untuk usia sangat muda atau bayi dan orang dewasa dengan fungsi kardiopulmoner yang terbatas. Juga terhadap penderita yang telah berusia lanjut dengan penyakit ginjal kronik atau gangguan metabolik endokrin. Salah satu komplikasi yang serius adalah pneumonia bakterial.
Serangan penyakit ini tercatat paling tinggi pada musim dingin dan hujan. Virus ini melanda pandemi berjangkit serentak di seluruh dunia 2-3 tahun sekali. Jumlah kematian mencapai puluhan ribu orang. Penyebaran melalui media tetes air atau droplet pada waktu batuk dan partikel dari sekret hidung atau tenggorokan di ruangan tertutup atau melayang di udara.
Karena sering terjadi perubahan akibat mutasi gen maka antigen pada virus influenza akan berubah juga sehingga seseorang yang pernah terserang influenza masih mungkin diserang berulang kali. Vaksinasi perlu diberikan 3-4 minggu sebelum terserang influenza. Vaksinasi dapat membuat kekebalan seseorang hingga kurang lebih 70%.
Untuk mencegah influenza kita harus berusaha hidup higienis.

2. Virus Gondong (Mumps)

Merupakan akut dan menular dengan gejala pembesaran kelenjar ludah terutama glandula parotis. Penyebarannya melalui tetesan air, kontak langsung, urin, dan muntahan. Penyakit ini dapat timbul di seluruh dunia.
Masanya adalah 14-24 hari. Dimulai dengan stadium Prodonal lamanya 1-2 hari dengan gejala demam, anorexia, sakit kepala, muntah, dan nyeri otot dengan suhu tubuh 38,5-39,5 derajat Celcius. Lalu timbul pembengkakan kelenjar Parotis, rasa nyeri akan lebih terasa apabila makan atau minum yang rasanya asam. Pembengkakan terjadi selama 3 hari lalu mengempis.
Seseorang yang terinfeksi virus ini harus beristirahat di tempat tidur selama panas dan pembengkakan granula parotis. Kompres panas atau dingin dan makan yang lunak atau cair.

3. Virus Polio

Virus polio termasuk virus entero yang dapat menyebabkan kerusakan neuron motor dalam sumsum tulang belakang sehingga menimbulkan kelumpuhan. virus ini dapat masuk melalui mulut. Virus tinggal pada tenggorokan dan tinja sebelum timbulnya penyakit.
Ada 3 gejala dan penyebab penyakit polio:
- Poliomyelitis abortif adalah yang paling sering ditemukan, tidak menyebabkan kelumpuhan, hanya sakit ringan seperti demam, lesu, ngantuk, sakit kepala, muntah, sembelit, dan sakit tenggorokan.
- Poliomyelitis non paralitik (meningitis aseptik) gejalanya seperti poliomyelitis abortif tetapi ditambah dengan kekakuan, sakit punggung, dan leher. sebagian kasus berlanjut dengan kelumpuhan.
-Poliomyelitis paralitik dapat menyebabkan kerusakan neuron motor yang menyebabkan kelumpuhan.
Pengobatan penyakit ini terbatas untuk pengurangan nyeri dan spasme oto serta mempertahankan pernafasan dan cairan. Namun sekarang telah tersedia vaksin polio. Jadi jangan lupa melakukan vaksinasi lengkap bagi bayi dan secepatnya menyingkir dari daerah yang termasuk epidemi.

4. Cacar (Variola)

Virus variola menular secara kontak langsung, udara, dan muntahan. Virus ini ditemukan pada keropeng dan vesikel (crusta/gelembung kecil-kecil) mengena muka dan membuat cacat muka.
Angka kematian:
variola minor 1%
variola mayor 10%
Variola disereta 5-6%
Variola concluence 60%
Variola hemorrhagica 80%
Kematian tertinggi pada anak berusia di bawah 5 tahun dan dewasa di atas 45 tahun. Pengobatan dengan antibiotik juga permangas kalicus untuk bopeng yang ada. Jalan satu-satunya untuk pencegahan adalah vaksinasi.

5. Cacar Air (Varisela) dan Zoster

Varisela atau cacar air adalah salah satu penyakit yang sangat menular terutama pada anak-anak. Sedagkan zoster atau shingles adalah penyakit yang melemahkan pada orang dewasa, jarang terjadi pada anak-anak. Kedua penyakit tersebut disebabkan oleh virus yang sama.
Infeksi penyakit varisela adalah lewat selaput lendir saluran pernafasan bagian atas. Masa inkubasinya 14-21 hari dengan gejala deman dan tidak enak badan diikuti dengan ruam pada badan lalu wajah, anggota badan, selaput lendir, pipi, serta farings.
Zoster biasanya dimulai dengan perasaan tidak enak badan dan demam diikuti rasa sakit hebat pada daerah kulit atau selaput lendir yang berkaitan dengan syaraf dan ganglion sensoris. Yang paling sering terserang adalah kepala, leher, dan badan.
Untuk pencegahan dengan menggunakan globulin imun varisela zoster untuk orang-orang yang beresiko tinggi atau kontak dengan penderita namun apabila sudah terinfeksi maka vaksin tersebut tidak berguna lagi.
Untuk mencegah infeksi penyakit ini sangat dianjurkan untuk selalu menggunting kuku atau jangan memiliki kuku panjang dan sering-sering mencuci tangan dengan antiseptik. Jangan lupa pula pakaian kita juga harus higienis.

6. Herpes

Herpes juga merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus. Ada beberapa macam jenis herpes. Virus herpes bisa membuat seseorang demam, merah-merah pada kulit hingga seperti gelembung-gelembung pada kulit, infeksi pada mata, kornea, atau kelopak mata dan bahkan radang pada otak.
Ada juga herpes genitalis yang dapat menginfeksi pada alat kelamin wanita maupun pria. Untuk seorang wanita yang terkena virus ini saat hamil, ketika melahirkan bayi maka bayi dapat diselamatkan melalui operasi (sectio caesarea) sebelum pecahnya selaput ketuban. Jika tidak maka jika dapat disembuhkan akan terjadi kerusakan otak yang permanen.

7. Virus Sitomegali

Virus Sitomegali disebut juga dengan cyclomegalic inclusion diseas atau virus kelenjar ludah. Virus ini terjadi pada awal kelahiran bayi dan menyebabkan kematian anak di bawah 2 tahun atau infeksi yang tidak nyata pada masa anak-anak atau remaja dan muncul pada saat dewasa. Padahal virus ini ditemukan pada serviks wanita yang sehat sehingga 10% dimungkinkan wanita tersebut terkena virus ini saat ibu hamil.
Kasus-kasus fatal terjadi pada saat virus sitomegali ada di jaringan epitel hati, paru-paru, ginjal, saluran gastrointestinal, dan daerah lain. Banyak wanita terinfeksi secara alamiah sebelum hamil, tapi mengeluarkan virus dari serviks selama trimester terakhir dari kehamilan. Pencegahannya dengan menjaga kebersihan vagina/serviks.

5 Cacing Parasit Manusia

1. Cacing Gelang (Ascaria Lumbricoides)

Cacing ascaria lumbricoides (cacing gelang) berbentuk bulat besar dan hidup di usus halus manusia. Cacing ini berkembang pada penduduk beriklim panas dan lembab dengan sanitasi buruk.
Cacing betina dewasa mengeluarkan telur yang menjadi matang dan infektif. Larva tumbuh pada telurnya 2-3 minggu. Infeksi cacing ini dapat melalui tangan, binatang, atau tanah yang mengontaminasi makanan dan minuman.
Dalam usus halus larva cacing menembus dinding usus halus menuju vena dan pembuluh limfa kemudian ke paru-paru setelah itu bermigrasi ke broncus, faring, lalu esofagus (kerongkongan) dan usus halus, butuh 60-75 hari sampai menjadi cacing dewasa.
Selama bermigrasi cacing ini dapat menimbulkan gejala bila merusak kapiler atau dinding alveolus (gelembung-gelembung) paru-paru dapat terjadi pendarahan, penggumpalan sel leukosit dan terjadi gejala panas, batuk, batuk darah, sesak nafas dan pneumonitis.
Larva cacing gelang dapat menyerang otak, ginjal, mata, sumsum tulang belakang, dan kulit. Bila cacing dewasa banyak maka perut akan terasa tidak enak, bisa kolik pada anak-anak, juga gangguan nutrisi, penyumbatan saluran empedu, saluran pankreas, dan usus buntu. Dapat juga menimbulkan gejala urtikaria, gatal-gatal, dan eosinofili (peningkatan jumlah leukosit eosinifil dalam darah).
Cacing dewasa dapat keluar melalui mulut dengan perantara batuk, muntah, atau keluar melalui hidung.
Askariasis dapat menyebabkan usus buntu (apendisitis).
Pada pemeriksaan di laboratorium biasanya yang paling mudah adalah dengan meneliti feces apakah ada telur-telur cacing dan lihat apakah bibir atau lidah pasien pucat.

2. Penyakit Cacing Kremi

Penyakit cacing kremi disebabkan oleh oxyuris vermicularis atau enterobuius vermicularis atau cacing kremi (pinworn). Manusia dapat terinfeksi karena tertelan telur yang telah dibuahi melalui tangan yang kotor (anus, makanan, dsb) dan terhirup udara yang mengandung telur.
Gejalanya adalah gatal pada anus, terutama malam hari, anoreksia (hilang nafsu makan), badan kurus, sukar tidur, nyeri perut, mual, muntah, dan mencret.
Untuk perawatan semua anggota keluarga dan binatang piaraan rutin 3 bulan 1x obat cacing, kuku panjang harus dihindari, pakaian dan tempat yang kotor harus sering dibersihkan.

3. Cacing Tambang

Cacing tambang yang biasa menyerang di Indonesia adalah necator americanus. Gejalanya adalah rasa gatal di kaki dan muncul ruam-ruam, batuk darah karena pecahnya alveoli paru-paru, tidak enak diperut, sering kembung.

4. Trikuriasis

Penyebabnya adalah trichuris trichiura yang terdapat di seluruh dunia terutama daerah tropis dan subtropis. Hidup di usus besar. Gejalanya adalah iritasi pada mukosa, seperti nyeri perut, sukar buang air besar, kembung, flatus (kentut), mual, muntah, penyumbatan usus, turunnya berat badan.

5. Cacing Pita

Penyebabnya adalah taenia solium atau taenia saginata. Ada 2 bentuk infeksi taemia solium yaitu cacing pita dewasa pada usus dan infeksi larva dari cacing pita.
Panjang taenia saginata adalah 4-10 meter dengan 1.000-2.000 proglotid (ruas-ruas) sedangkan taenia solium panjangnya 2-4 meter. Umur cacing pita bisa mencapai 25 tahun dalam usus.
Gejalanya adalah proglotid dalam feses, lambung tidak enak, mual/nausea, badan lemah, berat badan turun, nafsu makan meningkat, sakit kepala, konstipasi, pusing, diare, gatal pada dubur, perut berbunyi, dan mengantuk.
Ada beberapa cara mengobati seperti niklosamid, mebendazol, dan atabrin/mepakrin/kinakrim HCl. Sedangkan secara tradisional dengan biji labu merah (curcubita mosenata) 180 gr = kurang lebih 1.000 biji.

Minggu, 20 Maret 2011

Kode Hari, Bulan, Pesawat, Perusahaan Airline, dan Bandara

Three letter code dan kode banyak digunakan dalam dunia penerbangan untuk menyingkat informasi dan menyamakan persepsi agar dapat diterima di seluruh dunia.

Kode nama bulan:
1. Januari = Jan
2. Februari = Feb
3. Maret = Mar
4. April = Apr
5. Mei = May
6. Juni = Jun
7. Juli = Jul
8. Agustus = Aug
9. September = Sep
10. Oktober = Oct
11. November = Nov
12. Desember = Dec

Kode nama hari:
Senin/Monday = Mon
Selasa/Tuesday = Tue/Tu
Rabu/Wednesday = Wed
Kamis/Thursday = Thu/Th
Jumat/Friday = Fri
Sabtu/Saturday = Sat
Minggu/Sunday = Sun

Kode tipe pesawat:
Airbus A300 = AB3
Airbus A600 = AB6
Boeing 737 = 737
Boeing 747 = 747
Douglas DC9 = DC9
Douglas DC10 = DC10
Douglas MD80 = M80
Foker F27 Frensive = F27
Foker F28 Fellow Chep = F28
Foker 100 = 100

International Airline Code
Three letter code Bandara di Indonesia

Kamis, 10 Maret 2011

Berhasil dalam wawancara kerja, harus baca yang ini

Siapa mau bekerja? Hampir pasti anda akan melewati sebuah tes yang disebut dengan wawancara. Biasanya tes wawancara ini dilakukan setelah anda dinyatakan lulus tes pengetahuan dan tes psikologi. Karena ini adalah penentu diterima atau tidaknya anda bekerja di perusahaan tersebut maka anda harus memiliki persiapan yang cukup untuk menghadapinya.

Anda harus memastikan bahwa anda tidak akan terlambat dalam tes wawancara tersebut. Datanglah lebih awal dari waktu yang ditentukan dan jangan datang terlalu awal karena pasti akan membuat anda panas dingin karena menunggu terlalu lama. Optimislah pada diri anda bahwa anda dapat menjawab pertanyaan yang akan diberikan oleh pewawancara.

Ini dia hal yang biasa dinilai saat wawancara:

a. Physical requirement atau ketentuan fisik yang dibutuhkan. Dalam beberapa profesi sering kita menjumpai ketentuan misalnya sehat jasmani dan rohani, tinggi dan berat badan tertentu, buta warna atau tidak, kulit tidak boleh bertato, anggota badan tidak bercacat, dan lain sebagainya. Anda harus memperhatikan hal tersebut agar anda tidak kalah sebelum berperang gara-gara ketentuan fisik yang tidak sesuai.

b. Performance atau penampilan. Ini harus juga diperhatikan. Penampilan yang menarik bukan hanya cantik dan ganteng tetapi anda harus berpakaian yang rapi dan pantas, pakai hem atau kemeja dan sepatu yang tertutup, kalau perempuan pakai saja sepatu hak tinggi atau high heels biar penampilan makin oke! Badan harus bersih dan muka juga harus terlihat bersinar, jangan lupa mandi yang bersih sebelum berangkat wawancara jangan sampai lupa, pakai parfum secukupnya jangan berlebihan. Buat yang perempuan bisa pakai bedak tipis-tipis, maskara, dan lip gloss biar tidak terlihat pucat dan enak dilihat. Jangan lupa, ketika masuk ruang wawancara jangan langsung duduk kalau belum dipersilakan, duduk jangan seenaknya, jangan bersandar, tegakkan badan anda. Beri senyum sekilas dan ucapakan selamat pagi, selamat siang, selamat sore, atau selamat malam. Boleh juga menjabat tangan pewawancara.

c. Knowledge atau pengetahuan anda, biasanya pewawancara akan menanyakan sebuah pengetahuan umum dan anda dimintai pendapat. Pengetahuan itu bersifat umum seperti seberapa besar pengetahuan anda tentang perusahaan yang anda lamar dan pengetahuan lain yang berhubungan dengan latar belakang pendidikan anda.

d. Self enthusiasm and confidence yaitu biasanya anda akan ditanyai motivasi anda melamar pekerjaan itu, memastikan apakah anda akan sanggup menjalankan pekerjaan itu atau tidak, dan kadang juga menanyakan reaksi anda apabila diterima atau tidak diterima bekerja di perusahaan tersebut nantinya. Untuk mengetes kepercayaan diri anda jangan kaget kalau misalnya anda disuruh menyanyi di depan pewawancara. Lakukan saja! Walaupun suara anda pas-pasan. Hehe.

e. Problem solving  yaitu pertanyaan saat wawancara yang sangat menarik karena pewawancara akan memberikan pertanyaan berupa sebuah kasus dan anda harus memiliki pemecahan masalah atas kasus tersebut. Misalnya adalah bagaimana kalau anda mendapat kabar kalau orang tua sakit keras tetapi anda belum boleh mengambil cuti atau libur, apa yang akan anda lakukan? Misalnya lagi supervisor anda nanti orang yang galak dan sering marah kalau pekerjaan tidak benar sedikit saja bagaimana?
Ingat! Anda harus menjawab dengan penuh keyakinan! Pertahankan  pendapat anda karena pada sesi inilah biasanya anda akan mendapat pertanyaan yang cukup menyudutkan dan menjebak. Jangan sampai salah bicara karena akan fatal akibatnya.

f. Family support yaitu menggali informasi tentang keluarga anda, sejauh mana dukungan keluarga anda terhadap pekerjaan yang akan anda jalani.

g. Financial ability yaitu kemampuan finansial. Bisa juga anda akan diberi pertanyaan tentang besaran gaji yang anda inginkan. Anda juga akan dites kalau misalnya gajinya sedikit apakah anda tetap akan mau bekerja di perusahaan tersebut? Persiapkan jawaban anda dengan sebaik-baiknya. Ini juga salah satu sesi pertanyaan yang sangat menjebak.

h. English ability atau kemampuan berbahasa inggris. Tidak jarang pada masa sekarang ini sangat dibutuhkan orang yang memiliki kemampuan bahasa inggris. Bagi anda yang memiliki kekurangan dalam berbahasa inggris jangan berkecil hati. Ketika wawancara minimal anda persiapkan untuk memperkenalkan diri (introducing your self) dalam bahasa inggris. Ketika nanti anda telah bekerja saya yakin anda akan terbiasa dengan suasana kerja dan mengenal vocabularies baru yang pasti akan membuat anda bisa berbahasa inggris dengan sesungguhnya. Tenang saja! 

Itu tadi beberapa hal yang dinilai dan ditanyakan dalam wawancara. Persiapkan diri anda dan jangan nervous. Pewawancara juga orang biasa seperti kita  sehingga kita dapat berusaha memasuki dunia pikiran mereka. Dengan sudut pandang yang sama dan persepsi yang sama maka saya yakin anda akan berhasil dalam wawancara.

Good luck!

Provita mengarang bebas. Comment, suggestion, and critical are needed. Hehe.